Kedua, Momentum pemilihan ini adalah momentum politik yang penuh dinamika. Ada sangkut marut nya. Setiap Calon punya cara dan strategi utk menjadi yang terunggul dan menang. Tetapi, kedewasaan berpolitik harus menjadi jiwa dan spirit rohani. Para Calon harus matang membaca setiap gejolak akar rumput dan gejolak tim kerja pemenangannya.l

Para Calon tidak boleh terjebak dalam sentimen sesaat yang dapat membuat suasana sosial makin rumit dan runyam. Toh, masyarakat yang akan dipimpin adalah juga umat Allah Paroki Bakitolas.

Ketiga, Dalam dinamika ini, penentu finalnya adalah pesta demokrasi 17 Mei 2023. Siapapun yang menang adalah putera terbaik yang terpilih. Inilah marwah. Ingat, dalam politik tidak pernah ada kata: KALAH. Yang ada hanyalah kata: BELUM SAATNYA atau WAKTUNYA BELUM TIBA. Yang menang bukan lagi milik tim sukses, melainkan milik semua warga Bakitolas atau warga Sunsea.

“Betul, bahwa tim sukses merasa capek. Tetapi kecapean itu tidak boleh terjebak dalam klaim ekstrim yang makin mempersulit Figur Kepala Desa terpilih ketika harus mengambil keputusan dan kebijakan pembangunan Desa ke depan”, ujarnya.

Karena itu, kata Pastor Paroki setiap Calon sudah harus sampai kesadaran bahwa “saya harus lebih dewasa dalam mental leadership. Saya terpilih menjadi kepala desa untuk semua warga desa, bukan kepala desa untuk tim sukses yang merasa sudah cape”.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.