Keempat, Setiap orang punya pilihan politik yang berbeda beda. Perbedaan bukan alasan utk saling mendendam, memfitnah, sentimen sempit apalagi dendam sampai jadi “lasi bata“. Di antara para Calon harus saling menerima, dan bersaudara lebih dahulu. Para pendukung otomatis akan menyesuaikan perasaan emosionalnya. Politik harus selesainya di kepala, bukan lanjut diolah dalam perasaan apalagi ditambah bumbu emosi. Dunia akan hancur.

Kelima, Gereja Bakitolas melihat politik tingkat desa harus menghidupkan dan mendorong maju untuk keluar dari kemiskinan dan keterbelakangan bersama. Gereja hadir untuk berkontribusi dengan dukungan pastoral.

Ketujuh calon ini adalah umat paroki Bakitolas Kalau jalur pastoral bisa membuat hidup sosial menjadi baik, kenapa kita sebagai umat tidak berbuat demikian, mengapa kita harus saling mengintip dengan sinisnya.

Politik itu indah. Tetapi keindahan politik bisa dalam sekejap menjadi bom mematikan ketika yang ditonjolkan adalah ekstrim egoisme diri, kelompok dan suku.

Seorang pemimpin akan selalu besarkan dari masalah artinya penderitaan adalah bibit dari kesenangan, dada kuat dan telinga harus tebal. Gereja tetap membuka diri utk kebaikan bersama (bonum commune). Semoga Tuhan memberkati kita semua.